Stasiun Klimatologi Aceh Pantau Dinamika Atmosfer dan Iklim Provinsi Aceh
Aceh Besar-Suaraakademis.com||Iklim adalah kebiasaan dan karakter cuaca terjadi di suatu tempat atau daerah, merupakan keadaan fisis atmosfer terjadi dalam periode pajang dan dalam wilayah yang luas.
Perubahan iklim terjadi melalui interaksi antar unsur iklim selama puluhan tahun bahkan ratusan tahun.
Perilaku perubahan dapat dimulai dalam skala kawasan Perkotaan, Kabupaten, atau Provinsi,
ini terjadi karena pengaruh radiasi matahari maupun pengaruh dari dalam bumi seperti peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer.
Berbicara tentang BMKG mempunyai tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di daerah adalah Stasiun Klimatologi Aceh berlokasi di Indrapuripuri tepatnya Km 27,5 Aceh Besar.
Dalam rangka kunjungan ke Banda Aceh menghadiri Pelantikan Pengurus Wilayah (PW) Persatuan Islam (PERSIS) Provinsi Aceh,
berkesempatan singgah di Stasiun Klimatologi Aceh, bertemu dengan Muhajir, M. Si selaku Kepala, Sabtu (19/8/2023)
Sangat menggembirakan sekali melihat perkembangan Stasiun Klimatologi Aceh, mulai dari modernisasi peralatan hingga produk yang dihasilkannya.
Untuk mendapatkan hasil analisis iklim dan prakiraan hujan Provinsi Aceh tidak terlepas dari peralatan pengamatan yang tersebar.
Saat ini ada 220 pos pengamatan curah hujan Observatorium, 30 unit alat pengamatan otomatis, seperti Automatic Weather Station (AWS), Automatic Weather, AAWS ( Automatic Agroclimate Weather Station) serta pengamatan unsur-unsur lainnya,” ujar Muhajir.
Kekeringan Meteorologis berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya.
Salah satu metode Monitoring kekeringan dengan menggunakan Standardized Precipitation Index (SPI).
Adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam satu periode waktu yang panjang
Saat ini jelas Muhajir sudah terpasang Peralatan Particulate Matter 2.5 (PM2. 5)
Particulate Matter dikenal sebagai polutan udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikrometer.
Diameter partikel ini 30 kali lebih kecil daripada diameter rambut manusia yang berkisar 50-70 mikrometer.
Polutan udara ini banyak dijumpai di udara dalam bentuk campuran partikel padat dan cair seperti debu, kotoran, jelaga.
Terbentuknya PM. 2.5 di Atmosfer akibat reaksi bahan kimis seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Sumber alami berasal dari pelepasan aerosol garam laut, debu dan abu vulkanik, pembakaran batu bara, hutan, dan biomassa.
Di akhir bincang-bincang telah ditanda tangani kerjasama di bidang Hidrometeorologi dengan Dinas Pengairan, Pertanian, BWS Sumatera I, Universitas Syah Kuala (USK) dan BMKG.
Mimpi besar kami adalah membangun Coment Center penyampaian informasi yang terintegrasi untuk Provinsi Aceh yang lebih baik, ” ujar Muhajir.
Oleh: Abdul Aziz, ST
Pemerhati Sosial dan Lingkungan.