OPINI PUBLIK
SUARAAKADEMIS.COM||Medan_Saat ini, Indonesia melihat peningkatan signifikan dalam penggunaan media sosial. Media sosial, sebagai jenis media baru, selalu mendapat sambutan hangat dari pengguna internet. Platform ini memungkinkan kita untuk bertukar informasi dengan sesama pengguna. Namun, perilaku masyarakat Indonesia dalam penggunaan media sosial yang cenderung konsumtif, seringkali menghasilkan campuran informasi yang salah dan benar.
Fenomena hoax di internet memiliki dampak signifikan terhadap masyarakat dan kehidupan publik. Pertanyaan tentang alasan mengapa kita mudah tertipu menunjukkan beberapa komponen utamanya.
Pertama dan terpenting, media online memberikan akses instan dan luas terhadap informasi dari berbagai sumber. Meskipun keterbukaan informasi meningkatkan aksesibilitas, hoax juga lebih mudah menyebar melalui platform sosial, blog pribadi, dan berita online tanpa proses verifikasi yang ketat seperti yang dilakukan oleh media konvensional.
Selain itu, ada komponen psikologis yang memengaruhi kecenderungan kita untuk tertipu oleh hoax. Salah satunya adalah bias konfirmasi, yang terjadi ketika kita cenderung mencari informasi yang memperkuat pendapat atau keyakinan kita tanpa kritis mempertanyakan kebenarannya. Kita lebih mungkin menerima informasi yang sesuai dengan perspektif atau keinginan kita tanpa mempertanyakannya.
Kapabilitas kita untuk mengolah data dengan cermat juga dipengaruhi oleh kecepatan informasi yang mengalir di dunia digital. Kita sering terjebak dalam siklus berita cepat, atau “berita cepat”, di mana kita cenderung berbagi atau menyebarkan berita tanpa memeriksa kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini mendorong penyebaran hoax karena informasi palsu dapat menyebar sebelum dikritik atau diverifikasi.
Platform media sosial juga berperan penting dalam memfasilitasi penyebaran hoax karena algoritmanya cenderung menampilkan konten yang sesuai dengan minat dan preferensi pengguna tanpa mempertimbangkan kebenaran atau akurasi informasi. Akibatnya, informasi palsu lebih terlihat dan tersebar lebih luas daripada informasi yang benar.
Secara keseluruhan, untuk menghindari tertipu oleh hoax di media online, kita perlu meningkatkan literasi digital, menjadi lebih sadar akan bias kognitif yang memengaruhi penilaian kita, dan memastikan bahwa platform digital berperan aktif dalam mempromosikan informasi yang akurat serta menghentikan penyebaran informasi palsu. Langkah-langkah ini penting untuk menghadapi tantangan di era digital yang terus berkembang, meningkatkan pemahaman kita tentang cara kerja media online dan meningkatkan kritisisme terhadap informasi yang kita konsumsi