
SUARAAKADEMIS.COM||Medan-Berbicara dunia pendidikan tentu tidak terlepas dari peran para guru.
Peran yang sangat penting dalam pembelajaran siswa siswinya, bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi peran guru tetap diperlukan.
Tidak terkecuali peran penting para guru PAI dalam membina moderasi beragama sebagai pembimbing, informator, learning, dan sebagai inspirator.
Demikian disampaikan dalam pertemuan Muhammad Nuh Anggota DPD RI asal Sumatra Utara dengan perwakilan Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kota Medan Rabu 17 Juli 2024,
” Dalam Asmas ini terungkap” ada perbedaan pengakuan terhadap guru agama yang diangkat oleh Kementerian Agama dan pemerintah daerah” ungkap salah satu peserta.
Perbedaan ini menimbulkan kecemburuan dan kesenjangan diantara guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam hal ini guru P3K.
Menurut pengakuan mereka guru yang berstatus ASN tiap bulan mendapatkan tunjangan sedangkan guru PAI tidak lancar menerimanya.
Belum lagi persoalan infassing, sertifikasi, serta penempatan guru yang jauh domisilinya dengan tempat mengajar.
Hal yang disampaikan peserta pertemuan, Muhammad Nuh menanggapi ” Selaku anggota DPD RI yang mewakili masyarakat Sumatera Utara, ini tentunya bagian dari tanggungjawab jawab kami, setelah mendapatkan masukan dan menampung aspirasi masyarakat nanti akan di bicarakan pada sidang paripurna DPD RI dan pihak terkait yaitu pihak Kementerian Agama bersama dengan Komite III yang menjadi tupoksinya, ” tegas Nuh.
Nuh mengapresiasi apa yang telah disampaikan peserta yang terdiri dari para praktisi sekolah agama perwakilan 21 kecamatan di kota Medan untuk mendapatkan haknya.
Perlu terobosan serta pendekatan dengan para pemangku kepentingan, tidak salah bapak ibu juga menyampaikan ke anggota DPRD kota Medan, maupun DPRD Provinsi.
Tidak berapa lama lagi pada bulan November 2024 akan dilaksanakan Pilkada serentak termasuk Sumatera Utara, untuk itu saya berpesan agar bapak ibu dapat memilih calon pemimpin yang tahu betul persoalan yang krusial, mengerti permasalahan warganya, pendidikan termasuk nasib para guru,” pungkas Muhammad Nuh.