
Oleh: Abdul Aziz
Penasehat PW. Persatuan Islam Sumut
SUARAAKADEMIS.COM||Medan_Pendidikan adalah landasan kemajuan suatu bangsa.Disepanjang sejarah, ada tokoh-tokoh luar biasa yang memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan.Mereka bukan hanya guru, tetapi juga pemikir, reformator, dan inovator.
Di Indonesia banyak sekali tokoh-tokoh pendidikan sebut saja, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, A. Hassan, Ki Hajar Dewantara dan masih banyak yang lainnya.
Pada kesempatan kali ini kami memperkenalkan tokoh wanita pendidikan Siti Rahmani Rauf.
Berbahagialah, apabila anda adalah pelajar Sekolah Dasar di era 1960-an hingga era 1990-an.
Para siswa angkatan lama perlu berterima kasih kepada sosok Siti Rahmani Rauf, beliau adalah pencipta sajak “Ani dan Budi” yang kerap muncul pada pelajaran bahasa Indonesia.
Ia dilahirkan di Padang , Sumatera Barat pada 5 Juni 1919, menjadi guru di tanah kelahirannya dari tahun 1938 hingga tahun 1953, kemudian pada tahun 1954, pindah ke Jakarta bersama keluarganya, hingga meninggal pada 10 Mei 2016.
Mengenal sosok pencipta sajak berjudul “Ani dan Budi” yang dijadikan contoh bagi pelajar Sekolah Dasar angkatan 1960-1990-an yang mengenalkan metode Struktur Analitik Sintetik (SAS) agar para murid gemar belajar dan membaca.
Metode Struktur Analitik Sintetik itu sendiri merupakan metode yang dibutuhkan dalam pengajaran membaca dan menulis tingkat sekolah dasar.
Metode tersebut digunakan dengan cara mengenalkan suatu kalimat lebih dulu kepada siswa.
Kalimat tersebut kemudian dirinci menjadi kata-kata, dipecah menjadi suku kata, dipecah lagi menjadi huruf-huruf.
Nama Ani dan Budi kerap dijadikan contoh saat pelajaran membaca, guru biasanya mendikte di depan kelas sambil mengajak murid-murid nya mengeja ” I-ni Bu-di, I-ni I-bu Bu-di” I-ni A-ni, I-ni I-bu A-ni”.
Siti Rahmani Rauf adalah seorang pendidik dan penulis buku peraga pelajaran bahasa Indonesia yang menggunakan tokoh Budi yang kemudian menjadi terkenal di Indonesia.
Banyak dari kita tidak tahu bahwa Siti Rahmani adalah pencipta sajak “Ani dan Budi” bahkan frasa ” Ini Ibu Budi” lebih terkenal dari penciptanya sendiri.
Meski demikian, jasanya dalam dunia pendidikan dan literasi di Indonesia tetap tak tergantikan.
Wanita yang kerap disapa eyang ini sudah tiada, namun jasa dan pengabdiannya di jagad pendidikan masih terus dan akan selalu dikenang.
Wanita tangguh ini, telah memberikan banyak motivasi kepada anak-anak dan para remaja pada masa-masa menempuh pendidikan dasar.
Tunai sudah pengabdianmu, legacy yang engkau tinggalkan akan selalu kami kenang.