
SUARAAKADEMIS.COM||Medan-Dalam momen Hari Pendidikan Nasional, Komunitas Siaga Bencana Sumatera Utara berkesempatan mengajukan usulan untuk dunia pendidikan khususnya melalui Dinas Pendidikan Sumut Jumat (3/4/2024), diantaranya memasukan pendidikan muatan Lokal tentang Lingkungan Hidup.
KOGANA bersama team di ketuai Dr. Sri Rahmadhany S.Psi.M.Psi berniat bersama membangun pendidikan Non Formal di Sumut, diantaranya menyikapi tidak terjadinya perudungan kepada siswa, dengan metode yang ia tekuni di bidang Physikolog di ramu melalui pendekatan metode belajar tentang lingkungan Hidup.
Team dari KOGANA mempunyai 7 Tujuh Usulan program yang dianggap perlu disampaikan kepada para siswa, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Program penanganan dan pencegah perundungan (pendidikan perdamaian
untuk mengurangi bulliying)
2. Program budidaya apotek hidup disekolah (tanaman obat dan rempah).
3. Program Urban Farming (pelatihan hidroponik).
4. Program Pendidikan Konservasi Alam, Gerakan Peduli dan Berbudaya
Lingkungan Hidup di Sekolah (GBLHS).
5. Program seni dan budaya pendidikan (perfileman) di Sekolah.
6. Pelatihan Jurnalistik.
7. Satuan Pendidikan Aman Bencana (pengetahuan dasar aman bencana).
Dalam paparan tim KOGANA yang di hadiri oleh beberapa Kacab Disdik difasilitasi Kepala Dinas Pendidikan Sumut , bapak Ir. Abdul Haris Lubis.M.Si di ruang rapat kantor dinas pendidikan Sumut.
Kami ingin juga memasukan program Mitigasi Bencana kepada Masyarakat dan pelajar tentang pentingnya akan SADAR BENCANA, ujar Kadis Pendidikan Sumut Abdul Haris.
Dimana beliau sebelum ini pernah menjadi Kaban BPBD Sumut dan pernah membidani tentang Penanggulangan Bencana beberapa tahun sebelumnya dengan
menggandeng Komunitas Siaga Bencana Sumut, agar dapat ikut memberikan pendidikan tentang kebencanaan program tersebut telah dikenal dikalangan pendidik dan di Sekolah SMK/SLTA yaitu Satuan Pendidikan Aman Bencana.
Didalam diskusi ini beberapa Kacab Disdik mengajukan pertanyaan dan usulan kepada Team dari KOGANA Sumut, menyangkut tentang alokasi penganggaran serta penyelarasan program yang sudah ada sebelumnya, agar dapat dibantu, khususnya tentang perilaku bullying dilingkungan Dinas pendidikan.
Dinas akan menyelaraskan tentang jumlah Satgas saat ini berjumlah 16.000 serta 514 fasilitator pada perguruan di SUMUT.
Adapun Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB)ini adalah upaya pencegahan dan mitigasi bencana pada satuan pendidikan yang diatur dalam peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor 33 tahun 2019, atas dasar itu, siswa secara tidak langsung sebagai corong negara untuk menyampaikan pencegahan atau Mitigasi serta menyadari bahwa Indonesia adalah termasuk negara yang rentan dengan berbagai kejadian bencana alam,
dan berupaya mengurangi resiko bencana lainnya yang disebabkan oleh Manusia.
Sebagai anak bangsa tentunya para siswa harus dibekali pengetahuan tentang alam negaranya supaya nantinya terpelihara untuk generasi berikutnya, dan di akui oleh KADIS Pendidikan Sumut Ir, A.Haris Lubis, bukan gampang mencetak generasi bangsa yang peduli tentang menjaga kelestarian alam.
Dalam kesempatan ini
beliau menghimbau kepada seluruh stake holder yang lazim dikenal dengan Pentahelix, dimana ke lima unsur itu sangat dibutuhkan dalam bidang pendidikan.
Komunitas Siaga Bencana SUMUT diwakili Sdr. Benny Yudi Purnama selaku Pembina, khususnya di Bidang Team Percepatan Pendidikan yang diketuai oleh Dr, Sri Rahmadani didampingi anggota tim Inggrid S.Psi, M.Psi , Nurlela S.pd , Iskandar Usman yang sebelumya telah melakukan kegiatan tersebut secara sukarela di beberapa perguruan yang ada di SUMUT.
Pada kesempatan tersebut Abdul Haris meminta konsep yang jelas untuk dapat ditindaklanjuti.