SUARAAKADEMIS.COM||Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat di berbagai daerah masih mempertahankan tradisi yang kental dengan nuansa kebersamaan dan keagamaan. Salah satu tradisi yang tetap dijalankan dengan penuh makna adalah “Jarah Kubur.”
Tradisi ini merupakan upaya untuk membersihkan dan merawat kuburan orang-orang tercinta menjelang datangnya bulan suci. Masyarakat berkumpul di pemakaman untuk membersihkan makam, menata taman kubur, dan mendoakan para leluhur.
Kegiatan jarah kubur tidak hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan pemakaman, tetapi juga sebagai momen introspeksi spiritual. Di tengah kesibukan keseharian, jarah kubur menjadi waktu untuk merenung, bersyukur, dan berdoa.
Selain membersihkan kuburan, tradisi ini juga mencakup kegiatan sosial seperti berbagi makanan dan bantuan kepada sesama yang sedang berkunjung ke makam. Kebersamaan ini memperkuat ikatan sosial dan nilai-nilai solidaritas di antara masyarakat.
Dengan dilakukannya tradisi jarah kubur, masyarakat menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai waktu yang tidak hanya penuh ibadah, tetapi juga penuh kebersihan, kepedulian, dan kebersamaan. Tradisi ini menjadi warisan budaya yang dijaga dengan penuh kekaguman, menyatukan generasi untuk merayakan nilai-nilai luhur dalam Islam.