
SUARAAKADEMIS.COM||Medan-Bulan Ramadhan adalah bulan kesembilan menurut kalender Hijriah. Bulan yang sangat istimewa bagi ummat manusia terutama bagi umat Islam. Pada bulan ini Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan karunia rahmat dan keberkahan bagi alam semesta dengan menurunkan panduan yang lengkap bagi kehidupan manusia di jagat raya ini. Suatu panduan yang memberikan garansi sistem kehidupan yang ideal bagi kemaslahatan dan peradaban manusia,
Bila diikuti secara optimal dipastikan akan menimbulkan kebaikan dan kebahagian. Isi Panduan itu telah dipelajari dan dibahas para ilmuan dengan berbagai kepakarannya terbukti sangat sempurna tidak ada satupun dari ayat ayatnya yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, bahkan menawarkan berbagai kemungkinan yang fantastik kedepan serta membuka cakrawala yang tak terbatas.
Untuk mengimplementasikan muatan dan pesan itu maka umat Islam diperintahkan setiap saat melaksanakan pembinaan diri agar memiliki kompetensi dan kapabilitas yang mumpuni terutama pada bulan Ramadhan dengan melakukan ibadah puasa sebulan penuh.
Kesiapan ini perlu diperbaharui dan ditingkatkan setiap tahunnya karena tantangan untuk mengaplikasikan dan mengimplementasikan panduan itu setiap tahun setiap dekade berbeda beda. Dekade ini manusia memasuki era distrupsi dimana berbagai kepentingan global masih dibalut eksklusivitas yang keras Sebagaimana dapat digambarkan masih banyak sikap enggan menerima kritik maupun kebenaran dari luar.
Merasa benar sendiri , dan menganggap orang atau kelompok lain salah. Inilah sikap diri yang membahayakan keutuhan sebuah kehidupan. Kebanggaan atau chauvinisme masih membayangi perilaku sosial masyarakat suatu bangsa ataupun kelompok sehingga claim sepihak tentang kebenaran membuat adanya stigma intoleransi, radikalisme dan gerakan ekstrim /terorisme yang jelas- jelas melanggar tata pergaulan dunia dan hak asasi manusia.
Meski PBB tanggal 15 Maret 2019 telah mengeluarkan resolusi PBB tentang anti Islamophobia, namun pembakaran Kitab Suci Al Qur an tetap masih terjadi penindasan etnis dibelahan dunia masih terjadi.
Ketidak percayaan pada berbagai nilai universal yang ada pada Panduan kitab suci Al Qur an masih cukup kental. Sikap ini lebih banyak disulut oleh sentimen negatif atau Islamophobia dan kelompok kepentingan dari pada ketidak mau tahuan dan ketidak tahuan.
Disisi lain tidak dapat dipungkiri yang tentunya ada juga sebagai resonansi ketidak cakapan para tokoh , ilmuan dan umat Islam untuk mengelaborasi, mengimplementasikan serta mengaplikasikan nilai itu dalam tata kehidupan sosial dan peradaban.
.
Gejalanya terungkap dari beberapa fakta bahwa dewasa ini ternyata umat Islam susah memiliki pandangan yang sama banyak diantaranya suka ber firqah, bersikap intoleransi, kepedulian sesama juga rendah.
Tanpa disadari sikap itu tumbuh dan terpelihara dalam pola keseharian dan terorganisasi.
Keadaan ini menimbulkan kerugian bagi eksistensi dan juga aspirasi ummat dan menguntungkan pihak lain dengan tanda petik tidak mengayomi kepentingan ummat yang pada saat bersamaan menjadi biang melebarnya perpecahan dan konflik sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara .
Adanya indikasi penyalahgunaan fungsi Tarekat dan penyimpangan pemahaman serta pemikiran terkait Aqidah yang diajarkan secara sengaja dan terorganisir oleh oknum yang justru mendapat pengikut dikalangan masyarakat Islam dan mendapat dukungan kalangan tertentu Serta dimanfaatkan oleh segelintir kelompok kepentingan.
Kondisi ini sangat memprihatinkan dan pantas diwaspadai semua pihak.
Rendahnya rasa memiliki Islam dan kedangkalan dalam memahami hakikat dan manfaat ukhuwah menimbulkan banyak kalangan dengan mudah dapat di framing pihak tertentu untuk kepentingan yang berseberangan dengan nilai keislaman.
Rasa ego sektoral dan kebenaran kelompok yang menguat menimbulkan sikap intoleransi, radikal dan individualis serta di pihak lain adanya sikap liberal dan dukungan nativisme (nasionalisme sempit) .
Kondisi Objektif dan Subjektif itu tampaknya berakar pada masalah hawa nafsu yang meluap untuk menguasai dan berkuasa.
Pada Ramadan kali ini melalui berbagai ibadah menjalankan shalat taraweh, memperbanyak muhasabah, pengajian- pengajian yang mencerahkan dan memperluas cakrawala keislaman, tadarus bacaan dan isi Al Qur an, meningkatkan kepedulian kepada fuqara wal masakin dengan memberdayakan infaq sadaqah dan zakat, mari setiap kita mengikis berbagai sifat diri yang tidak baik.
Saatnya kita menerima sepenuhnya dan mendalami kebaikan, kebajikan yang diajarkan Islam selanjutnya menyampaikan dengan cerdas dan bernas kepada sesama, meski itu berasal dari mereka yang berbeda warna kulit, bahasa maupun mazhab.
Kita harus banyak membuat simpul-simpul pertemuan yang dapat mendekatkan, serta menjauhkan dari hal-hal yang dapat memecah belah bangsa.
Jadikan Shaum sebagai wahana introspeksi dan memperkuat batin untuk saling menyapa, peduli dan bermusyawarah antar sesama Muslim, sesama sebangsa, sesama umat manusia.
Berangkat dari kenyataan itu maka DDII Provinsi Sumatera Utara memandang momentum ramadhan 1445 H haruslah dioptimalkan guna memperkuat pilar dakwah :
1). Meneguhkan Aqidah Ummat.
2). Menjalankan dan menegakkan Syariat Islam.
3). Merajut ukhuwah Islamiyah dan memberdayakan potensi ummat.
4). Menjaga persatuan dan kesatuan NKRI
5). Menciptakan perdamaian dan solidaritas ummat untuk meningkatkan kualitas peradaban
Berkaitan dengan itu maka Majlis Syuro DDII Prop. SU dan Pengurus DDII SU menyerukan kepada segenap komponen Umat serta pihak yang berwenang untuk :
Menyelenggarakan ibadah Ramadhan sesempurna mungkin agar tujuan Puasa Ramadhan membentuk pribadi yang Taqwa dan masyarakat Muttaqin (Al Baqarah 183) dapat terwujud.
Menciptakan suasana kondusif dan memberikan dukungan semua sarana prasarana serta keamanan dan kenyamanan untuk terselenggaranya ibadah Ramadhan 1445 H secara baik.
Menghidupkan Ramadhan dengan kegiatan pembinaan kualitas iman, ilmu dan ikhsan segenap lapisan masyarakat baik pada lingkungan sekolah, madrasah, keluarga, lingkungan masyarakat desa, kota, kampus dan instansi pemerintah serta swasta secara sistematis dan komprehensif.
Meramaikan shalat tarawih pada malam malam ramadhan , tadarus Al Quran kajian pendalaman isi kandungan Al Qur an dan amal ibadah lainnya untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan diri, masyarakat dan bangsa.
Mengintensifkan semua saluran dan media yang ada untuk meningkatkan wawasan ummat dengan tausyiah yang produktif bernas dan berdaya untuk:
(a) Meneguhkan Aqidah Ummat.
(b) Menjalankan dan menegakkan Syariat Islam
(c) Merekat ukhuwah Islamiyah dan memberdayakan potensi ummat
(d) Menjaga persatuan dan kesatuan NKRI
(e) Menciptakan perdamaian dan solidaritas ummat untuk meningkatkan kualitas peradaban.
Menghindari semua bentuk kegiatan yang bersifat mubazir serta semua aktivitas yang berpotensi merendahkan atau mengurangi kesempurnaan Ibadah Ramadhan apalagi bertentangan dengan syariat, peraturan, tata tertib norma dan fatwa Ulama serta etika dan akhlak.
Mempererat silaturrahmi, membangun ukhuwah produktif untuk memberdayakan sadaqah infaq zakat dan zakat Fitrah guna mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan serta kesengsaraan dengan manajemen yang professional.
Demikian himbauan ini disampaikan Ketua Majelis Syuro Prof.Dr.H.Fachruddin Azmi, M.A dan pengurus bersama Ketua Umum DDII Sumut Chairul Azhar, MSI pada Selasa 05 Maret 2024 di Markaz Dakwah Jl. Brigjend Katamso Medan.
Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan ,taufiq hidayah dan inayahnya dalam membangun dan memajukan umat, bangsa dan negara serta meningkatkan marwah dan martabat peradaban manusia.