Suaraakademis.com|Maybrat – Memanfaatkan kemajuan teknologi alat persenjataannya untuk meminimalkan risiko kematian bagi personel militer dalam operasi di Papua. Salah satunya dengan memanfaatkan drone dalam melakukan patroli ke wilayah rawan serangan separatisme.
Demikian disampaikan Dansatgas Yonif 623/BWU Letkol Inf Dimas Yamma Putra dalam keterangan di Pos Kotis Kumurkek, Distrik AIfat, Kab. Maybrat, Papua Barat Daya, Minggu kemarin (11/02/2024).
Diungkapkan Dansatgas, dibantu Tim Dittopad bersama mitra Mabesad, Satgas Pamtas Kewilayah Yonif 623/BWU tinjau camp para KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) wilayah di Wilayah Maybrat, Papua Barat Daya.
“Ada 1 unit Drone Dittopad yang kita operasionalkan untuk menjelajah hutan Papua. Penggunaan Drone sangat membantu kita dalam mencari tempat – tempat atau titik – titik yang digunakan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) bersembunyi,” katanya.
“Untuk teknologi menggunakan drone jarak capai efektif 25 kilo dengan jarak capai maksimum sampai 30 kilo. Ketahanan baterai terbang drone kurang lebih sampai 1 jam,” ujarnya.
Pemanfaatan drone tersebut untuk meminimalisasi risiko jatuhnya korban dari pihak TNI yang selama ini kerap menjadi sasaran penyerangan kelompok separatisme yang bersembunyi di pedalaman Papua. (Yonif 623)