Suaraakademis.com|PEKANBARU, – Kejadian yang menggemparkan terjadi di Kota Dumai ketika dua orang diduga oknum TNI melakukan intimidasi terhadap wartawan dan Tim Light Independen Bersatu (LIBAS) yang sedang melakukan investigasi di lokasi yang diduga sebagai tempat penimbunan BBM ilegal. Kedua oknum TNI tersebut bahkan mengklaim sebagai anak buah dari bos mafia minyak ilegal di Kota Dumai, dengan dugaan adanya pembiaran dari aparat kepolisian setempat.
Elwin Ndruru, Ketua Umum DPP Team LIBAS, didampingi oleh kuasa hukumnya Martinus Zebua, memberikan penjelasan kepada media dalam konferensi pers di depan gedung Polres Dumai pada Jumat, 9 Februari 2024, menyatakan bahwa penimbunan BBM ilegal di Kota Dumai bukanlah rahasia umum lagi, dan menduga kuat bahwa Polres Dumai sengaja mengabaikan masalah ini.
“Gudang penimbunan BBM yang saat ini semakin marak dikota Dumai, bukan lagi rahasia umum. Ini sudah sejak lama beroperasi bebas tanpa disentuh hukum, tempatnya pas dipinggir jalan umum, “kata Elwin.
Menurutnya, gudang penimbunan BBM ilegal semakin marak di Kota Dumai dan telah beroperasi tanpa hambatan hukum selama beberapa waktu. Disebutkan, bahwa hal ini merupakan tindak pidana, dan apabila Polres Dumai membiarkan kegiatan mafia penimbunan BBM ilegal, maka hal tersebut dianggap sebagai pengkhianatan terhadap negara dan rakyat serta menentang perintah Kapolri.
Elwin juga mengungkapkan bahwa tim LIBAS berhasil menemukan puluhan gudang penimbunan BBM ilegal di sepanjang Jalan Sukarno Hatta Kota Dumai selama hasil investigasi lapangan mereka pada Jumat, 9 Februari 2024. Mereka mencatat bahwa mafia BBM ilegal menggunakan gudang tertutup untuk menyimpan dan menjual BBM ilegal, dengan cara yang merugikan masyarakat.
“Seperti terlihat bahkan tertangkap camera kami, mobil tanki warna merah putih berisikan BBM bersubsidi jenis pertalite dan mobil berwarna putih biru memasuki gudang tertentu untuk menjual minyak kepada mafia dengan cara kencing, “beber Elwin.
Lebih jauh dijelaskan, selama investigasi mereka di lapangan, Elwin menyatakan bahwa mereka mengalami intimidasi dari dua orang diduga oknum TNI yang bekerja sama dengan pemilik gudang BBM ilegal dan bahkan oknum TNI itu mengaku sebagai anak buah bos mafia illegal tersebut. Bahkan, insiden tersebut hampir berujung pada kekerasan fisik terhadap wartawan dan anggota tim investigasi.
“Saat kami tiba dijalan Sukarno Hatta kota Dumai memasuki tempat gudang penyelundupan tersebut, sejumlah preman dan diduga ada dua orang yang mengaku oknum anggota TNI menghadang kami dan mencoba melayangkan tinju kepada kami, saat itu mereka sempat mendorong sambil mencekik leher salah satu wartawan yang merupakan tim kita, “ungkapnya.
Menurut pengakuan dari salah satu anak buah dari pemilik gudang penimbunan BBM, bosnya telah memberi suap kepada berbagai pihak, termasuk Polsek, Polres, dan bahkan Polda Riau melalui Ditreskrimsus Polda Riau. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan aparat kepolisian dalam kasus ini.
“Disini sudah kita bayar semua bg, baik itu Polsek, Polres dan Polda. Kami nyetor semua, di Polda itu kami setor ke Ditreskrimsus jadi kami gk takut siapapun yang melapor dan semua wartawan disini kami kasih jatah melalui RH, jadi kalau wartawan datang kesini tidak boleh main langsung masuk tapi harus melalui RH, dia juga dari media, “ujar Elwin, menirukan perkataan salah seorang anak buah Pemilik tempat Penimbungan BBM Illegal tersebut.
Namun, saat tim LIBAS mencoba melakukan klarifikasi dengan Kapolres Dumai melalui WhatsApp, mereka diarahkan untuk menemui Kasat Reskrim Polres Dumai. Namun, saat tiba di ruang Sat Reskrim, Kasat tidak berada di tempat. Bahkan, saat konfirmasi ulang dilakukan kepada Kapolres Dumai, mereka hanya mendapat tanggapan yang mengelak.
Ditempat yang sama, Martinus Zebua menyoroti fungsi dan tugas kepolisian dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dia menegaskan bahwa jika pihak kepolisian mengabaikan laporan masyarakat terkait tindak pidana, maka hal tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap negara dan konstitusi.
DPP Team LIBAS meminta ketegasan dari pihak berwenang, termasuk Kapolri, Kapolda, Presiden, Menteri BUMN, dan KPK, untuk mengusut kasus ini secara menyeluruh dan mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam kasus ini.
Terakhir, mereka mendesak Polda Riau untuk segera menangkap para pelaku mafia BBM ilegal di Kota Dumai. Jika tidak, mereka akan melaporkan peristiwa ini ke Mabes Polri agar kejahatan tindak pidana segera diberantas habis, mengingat dampak merugikan yang telah dirasakan oleh masyarakat dan negara akibat penyalahgunaan BBM subsidi.
“Kami meminta ketegasan kepada Pak Kapolri, Pak Kapolda, Pak Presiden, pak Mentri BUMN dan karena ini adalah Pertamina maka kepada ketua KPK juga turun andil untuk tegas dan mengusut kasus ini dan copot Kapolres Dumai dan oknum Polsek termasuk oknum Ditreskrimsus Polda Riau, ”tegas Kuasa Hukum LIBAS, Martinus Zebua.
Kapolres Dumai dikonfirmasi Media ini melalui Pesan WhatsApp nya, Sabtu (10/2//24). Namun Hingga berita ini dimuat belum ada jawaban.
Terpisah, Dirreskrimsus Polda Riau Kombes Pol Nasriadi dikonfirmasi Media ini terkait setoran ke Polda Riau sebagaimana pengakuan dari beberapa pemilik tempat penimbunan BBM illegal di Kota Dumai, menegaskan bahwa tuduhan itu bohong. Disebutkan, belakangan ini, pihaknya telah melakukan penangkapan BBM Ilegal.
“Gak ada itu, itu bohong. Kami telah melakukan menangkapan BBM illegal dan saya sdh perintahkan seluruh kasat reskrim untuk menindak bbm illegal di wilayahnya masinh-masing, “tegas Dirreskrimsus Polda Riau Kombes Pol Nasriadi pada Media ini, Minggu (11/2/24). (Team)