
Peningkatan Proses Pembelajaran Dengan Metode Project Based Learning (Pbl) Berbasis Lingkungan Di Sdn 19 Tanjung Harapan Kecamatan Air Putih
Medan_Suaraakademis.com||Improving the Learning Process with the Environment-Based Project Based Learning (Pbl) Method at Sdn 19 Tanjung Harapan, Air Putih District
Zuriah Sitorusa*, Thamrina, Awan Maghfiraha, Emita Sembiringb, Rizky Febbyb
a,b FMIPA, Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
: zuriah@usu.ac.id
Abstrak
Pendidikan di desa terpencil, seperti Tanjung Harapan, Kecamatan Air Putih, memerlukan pendekatan inovatif untuk meningkatkan proses pembelajaran. Project Based Learning (PBL) berbasis lingkungan di SDN 19 menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan fokus pada pengembangan minat baca dan literasi siswa. Tantangan, seperti pembatasan anggaran untuk perbaruan koleksi buku dan kurangnya perhatian terhadap peran ruang baca dalam kurikulum, memicu perlunya solusi inovatif. Melalui identifikasi tema proyek, perencanaan pembelajaran, pelatihan guru dan siswa, pelaksanaan proyek kolaboratif, dan evaluasi, penelitian ini mengevaluasi dampak PBL pada keterlibatan siswa, pengembangan keterampilan abad ke-21, dan kontribusi positif terhadap komunitas. Hasilnya menunjukkan bahwa PBL berbasis lingkungan efektif meningkatkan minat baca siswa, mengubah persepsi terhadap ruang baca, dan melibatkan komunitas dalam upaya literasi. Implikasi jangka panjangnya mencakup membentuk siswa yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki keterampilan literasi yang kuat.
Kata kunci: Project Based Learning, pembelajaran berbasis lingkungan, literasi siswa
Abstract
Education in remote villages, such as Tanjung Harapan in the Air Putih Subdistrict, requires an innovative approach to enhance the learning process. Environment-based Project Based Learning (PBL) at SDN 19 has emerged as a solution to improve the quality of education with a focus on developing students’ reading interests and literacy. Challenges, such as budget constraints for updating book collections and insufficient attention to the role of reading spaces in the curriculum, have sparked the need for innovative solutions. Through the identification of project themes, lesson planning, teacher and student training, collaborative project implementation, and evaluation, this research assesses the impact of PBL on student engagement, the development of 21st-century skills, and positive contributions to the community. The results indicate that environmentally-based PBL effectively enhances students’ reading interests, transforms perceptions of reading spaces, and involves the community in literacy efforts. The long-term implications include shaping environmentally-conscious students with strong literacy skills. This conclusion reinforces opportunities for developing similar approaches in other rural environments.
Keywords: Project-based learning, environment-based learning, students’ literacy
1. Pendahuluan
Pendidikan memegang peran krusial dalam membentuk karakter seseorang. Pendidikan yang berkualitas memiliki potensi untuk membentuk individu yang positif dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Prinsip pemerataan pendidikan bagi semua warga negara tercermin dalam kerangka pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini mengharuskan agar setiap individu memiliki akses yang setara terhadap pendidikan, dengan peningkatan kualitas, relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, dan seluruh komponen sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan masa kini, dan mengelola pendidikan secara efisien. Semua langkah ini diambil dengan pemahaman bahwa tantangan di masa depan akan semakin kompleks, dan kesiapan generasi penerus dengan pendidikan yang sesuai sangatlah krusial [1]. Namun di dalam pelaksaannya terkadang belum merata sampai ke daerah terpencil, seperti di salah satu desa di Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, yaitu di SDN 19 Tanjung Harapan.
Pembatasan anggaran, kurangnya perhatian terhadap peran ruang baca dalam kurikulum, dan kurangnya pemahaman tentang cara mengembangkan minat baca siswa di lingkungan sekolah menjadi hambatan utama. Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam membentuk dasar literasi siswa.
Minat baca yang tinggi dan keterampilan literasi yang baik merupakan faktor kunci untuk mencapai keberhasilan akademik dan perkembangan pribadi anak-anak di sekolah dasar [2]. Dalam hal ini ruang baca yang menarik dan sesuai di sekolah dasar dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan minat baca dan keterampilan literasi siswa. Oleh karena itu, jurnal ini membahas implementasi metode Project Based Learning (PBL) berbasis lingkungan sebagai strategi untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan fokus khusus pada pengembangan minat baca dan literasi.
Project-Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran berbasis proyek yang memungkinkan peserta didik untuk memahami konsep-konsep dalam konteks dunia nyata. Melalui PBL, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Metode ini menekankan pada pembelajaran aktif, di mana siswa terlibat dalam proyek-proyek yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka [3]. Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang memanfaatkan pendekatan lingkungan dianggap sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Model ini bisa dianggap sebagai alternatif yang berbeda dan menarik dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang umumnya digunakan dalam ruang kelas. Project Based Learning merupakan suatu pendekatan yang dapat memunculkan kreativitas dan keterlibatan aktif peserta didik di dalam proses pembelajaran. Dengan melibatkan proyek, pembelajaran menjadi lebih dinamis dan menantang. Proyek-proyek ini dirancang dengan tugas-tugas yang kompleks, terkait dengan permasalahan dunia nyata, dan bertujuan untuk mengumpulkan serta mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman peserta didik dalam beraktivitas secara praktis [4]. Dengan demikian, model pembelajaran ini membawa nuansa yang berbeda dan menantang, memungkinkan siswa untuk terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran mereka, serta menggabungkan teori dengan aplikasi praktis dalam lingkungan yang lebih kontekstual.
Model Project-Based Learning dengan menggunakan pendekatan lingkungan alam sekitar dianggap sebagai suatu model pembelajaran inovatif yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student-centered). Model ini bisa dijadikan pilihan alternatif bagi guru yang ingin menghadirkan variasi dalam metode pembelajaran, terutama di tengah dominasi metode pembelajaran konvensional. Pendekatan lingkungan sekitar adalah suatu cara pembelajaran yang terus-menerus terkait dengan lingkungan sekitar siswa. Pendekatan ini lebih menekankan pada kegiatan pembelajaran yang terhubung dengan situasi konkret dalam alam sekitar. Dengan menggunakan pendekatan ini, pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya menjadi alternatif yang menarik tetapi juga memperkaya pengalaman pembelajaran siswa dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan sekitar mereka secara nyata [5].
Para siswa diharapkan memiliki keterampilan untuk menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber pembelajaran ilmu pengetahuan guna mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sambil mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar mereka dan pengalaman sehari-hari, siswa dapat meningkatkan kreativitas mereka dalam ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan proses ilmiah, meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah, dan menjadi mampu mengatasi masalah-masalah secara ilmiah (literasi ilmiah).
Sekolah Dasar menjadi fondasi awal dalam perjalanan pendidikan tingkat dasar. Pendidikan yang efektif dan inspiratif di SD merupakan harapan semua pendidik. Siswa, terutama dalam mempelajari IPA, dihadapkan pada tantangan menguasai berbagai materi pelajaran. Secara tidak sadar, setiap individu mulai mengenal dan menerapkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sejak lahir. Seluruh proses yang terkait dengan kehidupan manusia menjadi fokus kajian dalam bidang IPA. Materi IPA menjadi elemen yang tak terhindarkan dalam kehidupan siswa, menjadi dasar bagi mereka untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengajaran IPA menjadi penting untuk diberikan secara terarah, efektif, dan inspiratif kepada anak-anak sejak dini. Saat ini, masih terdapat kesenjangan antara proses pembelajaran yang berlangsung secara konvensional dan teoritis dengan pola perkembangan siswa. Seharusnya, proses pembelajaran dan perkembangan siswa berjalan seiring untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, dan menyenangkan [1].
Pada penelitian ini dilakukan pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) yang berbasis pendekatan lingkungan dengan materi pengetahuan tentang materi IPA listrik statis dan kapilaritas untuk siswa sekolah dasar dalam bentuk pengenalan konsep, eksperimen sederhana, serta diskusi. Melalui penelitian ini, tujuan utama adalah mengevaluasi dampak PBL berbasis lingkungan pada keterlibatan siswa, pengembangan keterampilan abad ke-21, dan kontribusi positif terhadap komunitas di SDN 19 Tanjung Harapan.
2. Metode Penelitian
Project based learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pengerjaan proyek kolaboratif yang memiliki relevansi dengan kehidupan sehari-hari siswa. Metode ini dilakukan dengan mengintegrasikan kurikulum dengan proyek nyata yang menantang siswa untuk memecahkan masalah, merancang solusi, dan menghasilkan produk yang bermanfaat. Pendekatan berbasis lingkungan dipilih untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang lingkungan sekitar mereka dan mengembangkan kepedulian terhadap keberlanjutan.
Project-Based Learning dilakukan berbasis pendekatan lingkungan di SDN 19 Tanjung Harapan, dengan kegiatan pada pengenalan konsep, eksperimen sederhana, dan diskusi mengenai materi IPA listrik statis dan kapilaritas.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada tahap pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dengan pendekatan lingkungan di SDN 19 Tanjung Harapan, kegiatan diarahkan pada pengenalan konsep, eksperimen sederhana, dan diskusi mengenai materi IPA listrik statis dan kapilaritas. Proses pembelajaran mencakup dua kegiatan utama.
3.1. Materi IPA Listrik Statis
Pengenalan Konsep: Para tutor memberikan penjelasan materi listrik statis dengan mengaitkannya langsung pada konteks lingkungan sekitar siswa. Konsep listrik statis dijelaskan dengan menggunakan contoh sederhana yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Eksperimen Sederhana: Demonstrasi praktis dilakukan dengan menggunakan penggaris dan kertas. Siswa dapat mengamati dan mengikuti bagaimana listrik statis dihasilkan melalui gesekan benda-benda sehari-hari seperti penggaris dan kertas. Hal ini memberikan pemahaman langsung kepada siswa tentang konsep yang diajarkan.
Diskusi: Diskusi berfokus pada pengaplikasian konsep listrik statis dalam konteks kehidupan sehari-hari. Siswa diajak untuk berpikir kreatif tentang potensi penerapan listrik statis dalam aktivitas sehari-hari di lingkungan mereka.

3.2. Materi IPA Kapilaritas
Pengenalan Konsep: Para tutor memperkenalkan konsep kapilaritas dengan menjelaskan bagaimana air dapat naik melalui pipa kapiler. Hubungan materi dengan lingkungan sekitar, seperti pentingnya kapilaritas dalam tanaman dan pertanian, ditekankan.
Eksperimen Sederhana: Siswa terlibat dalam eksperimen dengan menggunakan pipa kapiler. Mereka dapat mengamati dan memahami bagaimana kapilaritas berperan dalam menaikkan air melalui pipa kapiler. Kegiatan ini melibatkan tangan langsung siswa untuk meningkatkan pemahaman.
Diskusi: Diskusi berfokus pada aplikasi kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari, seperti mekanisme penyerapan air oleh tanaman. Siswa diajak untuk merenung tentang dampak kapilaritas dalam lingkungan mereka.

Dengan menggabungkan konsep IPA listrik statis dan kapilaritas dalam proyek berbasis lingkungan, siswa tidak hanya memahami materi secara teoritis tetapi juga melihat relevansinya dalam konteks nyata di desa mereka. Metode ini memberikan kesempatan belajar yang menyeluruh dan memotivasi siswa untuk menggali lebih dalam dalam bidang sains yang relevan dengan lingkungan sekitar mereka.
Hasil observasi menunjukkan bahwa pengenalan konsep listrik statis dan kapilaritas melalui pendekatan berbasis lingkungan berhasil menyentuh kehidupan sehari-hari siswa. Mereka menunjukkan tingkat keterlibatan yang tinggi karena materi disajikan dengan konteks yang akrab bagi mereka. Siswa tidak hanya memahami teori saja, tetapi juga dapat mengamati efeknya secara langsung, meningkatkan pemahaman mereka melalui pengalaman praktis. Di dalam hasil diskusi, memperlihatkan bahwa siswa mampu mengaitkan konsep listrik statis dan kapilaritas dengan situasi sehari-hari di desa mereka. Hal ini mencerminkan keberhasilan dalam mentransfer pengetahuan teoritis ke dalam konteks praktis.
4. Kesimpulan
Pendekatan berbasis lingkungan dalam PBL terbukti efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Integrasi konsep IPA dengan konteks lokal membuat materi lebih mudah dipahami dan relevan bagi siswa.
Eksperimen sederhana dan diskusi memperkuat pemahaman siswa serta merangsang minat mereka terhadap sains. Dengan demikian, metode ini tidak hanya memenuhi tujuan pembelajaran tetapi juga memberikan dampak positif pada motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sains. Implikasi jangka panjangnya mencakup potensi peningkatan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan dan lingkungan sekitar mereka.
Daftar Pustaka
[1] E. Nyihana, Metode PjBL (Project Based Learning) Berbasis Scientific Approach Dalam Berpikir Kritis dan Komunikatif Bagi Siswa. 2021.
[2] H. Mahliatussikah, E. E. Silvia, A. Putri, and A. E. Pratiwi, “Penerapan Metode Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) dalam Pembelajaran di SDN Kedungpeluk 2 Sidoarjo 1,” J. Ilm. Pendidik. Dasar, vol. IX, no. 2, pp. 99–114, 2022, doi: 10.30659/pendas.9.2.99-114.
[3] E. Lion, Y. Ludang, and H. P. Jaya, “Edukasi Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di Masa Pandemi COVID-19 Desa Telangkah,” J-Abdi J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 2, no. 1, pp. 3635–3642, 2022.
[4] M. Perkasa, N. Annafi, and P. A. Mutmainnah, “Penerapan Pembelajaran Kimia Berbasis Lingkungan Melalui Model Project Based Learning untuk Meningkatkan Sikap Peduli Lingkungan Mahasiswa,” J. Pros. Semin. Nas. dan Pengemb. Pendidik. di Indones., pp. 479–485, 2018.
[5] M. Yuliani and M. R. Habibi, “Pengaruh Metode Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Pendekatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 06 …,” J. Ilm. Wahana Pendidik., vol. 7, no. 8, 2021, doi: 10.5281/zenodo.5793397.
Penulis : Prof. Dr. Zuriah Sitorus MS