
*DP. MUI Provinsi Sumut Laksanakan Pembinaan Masyarakat Desa Ukhuwah di Desa Pantai Labu Pekan *
Deli Serdang- Suaraakademis.com_Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara Bidang/Komisi Ukhuwah Islamiyah menyelenggarakan Pembinaan Masyarakat Desa Pantai Labu Pekan, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang mengangkat tema:
“Ukhuwah Islamiyah Dalam Dimensi Teologis”. Melalui Pembinaan Masyarakat Desa Pantai Pekan Labu Kita Wujudkan Indonesia yang Damai di Desa Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yang diselenggarakan pada Sabtu, 27 Dzulhijjah 1444 H / 15Juli 2023, bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai Islami dalam masyarakat lokal guna menciptakan Indonesia yang damai.
Drs. H.T. Darmansyah MA , Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Sumut, menyampaikan bahwa Desa Pantai Labu dipilih sebagai lokasi acara karena adanya dua alasan utama. Pertama, untuk menjaga dan membentengi akhlak generasi muda yang ada di desa ini, dalam arti kata untuk memberi pengetahuan, pemahaman, mencegah generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam perilaku yang tercela,
Kedua, acara ini dirancang untuk memperkuat tali silaturahim di antara generasi muda, sehingga mereka dapat saling mendukung dan berkolaborasi dalam menciptakan kemajuan.
Saat ini Indonesia mendapatkan bonus demografi, jangan sampai bonus demografi menjadi bencana bangsa Indonesia, untuk itu mari kita bangun character building” ujar T. H. Darmansyah.
Dr. Rusli Halil Nasution, MS membawakan
Materi:
“Ukhuwah Islamiyah Dalam Dimensi Teologis”.
Menurut Dr. Rusli Halil Nasution, MA beberapa
tahun kedepan tepatnya tahun 2045 Indonesia memasuki Generasi Emas, era 100 tahun Indonesia merdeka. Saat ini Saudara-saudari mendapatkan pembinaan, nanti tahun 2045 dari desa ini diharapkan muncul pemimpin – pemimpin, yang berkiprah di tengah-tengah masyarakat, menjadi kepala Desa, Camat, Kajari dan lain sebagainya, syaratnya tetap mau belajar.
Ukhuwah Islamiyah secara umum dapat dipahami sebagai hubungan antara manusia yang dilandasi oleh aqidah, dan terwujudnya sikap peduli terhadap sesama, namun lebih jauh lagi bahwa itu bukan persaudaraan sesama penganut Islam saja, ” jelas, Rusli Halil.
Persaudaraan berdasarkan ketuhan pada tahap inilah teologi hadir membahas tentang ketuhanan, segala yang berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan.
Posisi teologis sangatlah penting dalam berbagai pembahasan tentang kajian teologi inilah yang kita kenal dalam ranah Islam.
Kerukunan antar umat beragama merupakan isu aktual untuk di telaah, khususnya di negara yang masyarakatnya mejemuk seperti Sumatera Utara.
Menurut data, Penduduk Sumut 15.18 juta, sebaran penduduk yang memeluk agama di Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Islam, 10,06 juta beragama Islam (66,3) persen
2. Protestan, 4.08 juta (26,9) persen
3. Katolik, 653,81 ribu (4,31) persen
4. Hindu, 16,08 ribu (0,11) persen.
5. Budha, 356, 84 (2,35) persen.
6. Konghucu, 738 jiwa.
Dari pemaparan yang disampaikan Dr. Rusli Halil Nasution dapat disimpulkan bahwa, dialog antar umat beragama sangat perlu dibangun secara intensif.
Masalah kenakalan remaja, anak jalanan, narkoba, kemiskinan, kerusakan lingkungan harus dijadikan tema dialog dan aksi bersama.
Dr. Rustam Efendi, M. Pd. I memaparkan materi,
“Ukhuwah Islamiyah Dalam Dimensi Pendidikan”.
Ukhuwah Islamiyah menjadi sarana untuk membangun kepemimpinan dan kemampuan sosial pemuda Islam.
Melalui organisasi pemuda atau kelompok-kelompok belajar, Saudara- saudari dapat mengembangkan ketrampilan komunikasi, kepemimpinan dan pemecahan masalah.
Dengan begitu, pemuda Islam dapat berkontribusi lebih efrktif dalam masyarakat dan menjalankan peran Saudara sebagai pemimpin masa depan umat Islam.
Melalui pendekatan ini, pemuda dapat diajarkan tentang pentingnya persaudaraan dan solidaritas, dan mereka dapat dilengkapi dengan ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi bagian aktif dan berkontribusi dalam komunitas muslim global, ” ujar Rustam Efendi.
Kita tahu saat ini negara Indonesia yang sangat kita cintai ini sedang tidak sedang baik-baik saja kondisinya, tugas kita bersama melakukan perubahan.
Sebagai agen perubahan diperlukan generasi muda yang tangguh, tanggap terhadap isu-isu kekinian,”ujar Hairul Dalimunthe di hadapan peserta dalam diskusi. .